Jabar sendiri merupakan provinsi pertama di Indonesia yang mempunyai kurikulum anti-radikalisme. Ketahanan ideologi itu disiapkan oleh sekolah lewat kearifan lokalnya maupun muatan lokal.
“Jawa Barat kan provinsi pertama yang punya kurikulum anti-radikalisme, kita sedang mempersiapkan ketahanan ideologi itu lewat kearifan lokal atau muatan lokal,” ujar Kang Emil.
Adapun orasi kebangsaan dipastikan akan diperluas di lima wilayah Jabar yaitu Bandung Raya, Priangan Timur, Ciayumajakuning, Purwasuka, dan Bodebek.
“Tetap menyasar anak-anak SMA, SMK, dan SLB akan berlangsung di lima wilayah Jabar,” sebut Kang Emil.
Sementara itu, Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah mengungkapkan, orasi kebangsaan dirancang sebagai bentuk edukasi dan pembelajaran kepada para siswa untuk lebih mencintai bangsa dan negaranya.
“Kita tumbuhkan rasa nasionalisme, patriotisme dengan memberikan pemahaman keragaman bangsa yang happy dan menyenangkan,” katanya.
Menurutnya, bangsa ini sudah terlalu lelah terhadap hal yang memperbesar perbedaan sehingga menimbulkan permusuhan antara satu kelompok dengan lainnya.(*)