Berikutnya guncangan ketiga, pemanasan global, yaitu adanya kondisi cuaca yang semakin panas, dataran tinggi seiring berjalannya waktu akan tenggelam ditelan air laut, juga banyaknya sampah plastik yang berserakan hampir di mana-mana.
“Jawa Barat sudah kehilangan 800 hektare, sebagian tanah di utara sudah jadi laut karena kita nyaman hidup boros karbon,” ucap Kang Emil.
“Boros karbon itu pakai mobil bahan bakarnya masih bensin, makanya saya sudah mulai menggunakan mobil listrik. Saat ini pun listrik masih dari batu bara, tapi suatu hari listrik dari tenaga matahari dan air,” tambahnya.
Menurut Kang Emil ketiga guncangan tersebut jangan disepelekan karena pergerakannya perlahan namun akan menenggelamkan.
“Ini pelajaran. Oleh karena itu berdaganglah dengan sesama kita, itu poin saya. Jangan terlalu bangga ekspor ke China. Kunci dari kerja sama adalah informasi. Saya tidak tahu apa yang dibutuhkan Sumbar. Begitu pula sebaliknya, Sumbar tidak hafal apa yang Jawa Barat butuhkan kalau tidak ada informasi,” tuturnya.
Ia berharap dengan kerja sanma di sektor pariwisata dan UMKM ini akan mendorong perkembangan ekonomi kreatif.
“Jadi poin saya, kita sebagai yang Allah takdirkan sebagai pengambil keputusan mengatur negara ini. Ingat ada guncangan-guncangan yang tidak kelihatan bisa cepat atau pun perlahan. Kalau kita tidak siap mengubah diri, _ya_ kita akan ketinggalan,” pungkasnya.(*)