KSOP : LCT – HT Cendana 88, Sudah Memenuhi Dokumen Administrasi dan Prosedur Ketentuan

PADDENNUANG.COM. Parepare — Aktifitas pembongkaran Bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar Industri. Kapal Tangker LCT – HT Cendana 88 di Pelabuhan Umum Cappa Ujung Kota Parepare. Sulawesi Selatan. Oleh Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kota Parepare sudah memenuhi Kelengkapan Dokumen dan Administrasi dan ketentuan yang dipersyaratkan

KSOP Parepare memberikan izin ke kapal tangker LCT – HT Cendana 88 jenis Self-Propeled Oil Barge (SPOB) melakukan pembongkaran Bbm Jenis Solar di dermaga Pelabuhan Cappa Ujung, Senin 20 Januari 2025.

Itu setelah Pihak KSOP Parepare memastikan seluruh proses ini berjalan sesuai aturan dan semua dokumen yang diperlukan terpenuhi.

“Armada LCT-HT Cendana 88 sudah memenuhi standar keselamatan yang ketat, seperti penyediaan tabung pemadam api diatas kapal, menyediakan mobil pemadam kebakaran di lokasi, dan mobil penyuplai air, memasang tanda tanda pengamanan, papa bicara dan garis pita batas keamana” jelas Nirwan Daming KPPP KSOP Parepare.

Hubungan Masyarakat (Humas)  KSOP Kota Parepare Eko Prayetno, mengatakan, dari dokumen Perijinan LCT-HT Cendana 88 ke Agenanya ditujukan ke perusahaan Bintang Timur, Keagenan lokal yang ada di Parepare.

Ia memuat bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar, dari pulau Kalimantan Timur (Kota Samarinda) menuju Kota Parepare dan selanjutnya akan didistribusikan ke Kota Malili Kabupaten Luwu Timur, karena semua dokumenya lengakap,
dan SOP pembongkaranya memenuhi standar yang ketat, maka kami izinkan untuk melakukan pembongkaran  di dermaga pelabuhan terminal Cappa Ujung) dengan Kapasitas Bbm yang dibongkar 220 Ton.

Pembongkaran ditujukan ke PT.Bintang Timur, pihak Bintang Timur nantinya yang akan mendistribusikan ke Malili melalui jalur darat.

Pemilik BBM jenis Solar Dianrianto, mengatakan jalur darat dari Pelabuhan Kota Parepare ke Malili kami tempuh karena pertimbangan Geografis dan Efisiensi waktu,

“Bisa dibayangkan jika kami menempuh jalur laut, kita harus memutar ke Selat Bone, Kendari lalu masuk ke Luwu, nah dengan jalur darat ini, menggunakan beberapa mobil tangki, kami hanya menempuh kurang lebih 8 jam saja” ungkap Dianrianto. (*)