Tujuh Tahun Pimpin Parepare, 173 Penghargaan, Jadi Wajah Terdepan Sulsel

Partisipasi angka kerja Parepare pada 2014 hanya di kisaran 60,62 persen, dan pada 2020 meningkat menjadi 63,27 persen. Untuk angka pengangguran terbuka juga menampakkan penurunan dari 2014 di angka 7,06 persen pada 2020 ada di angka 6,42 persen.

Pada sektor belanja Pemerintah Kota Parepare pada belanja langsung Pemkot Parepare tahun 2014 hanya di angka Rp293 miliar, dan pada tahun 2020 ini sudah di angka Rp573 miliar lebih. APBD Kota Parepare pada tahun 2014 di angka Rp620 miliar lebih dan tahun 2020 di angka Rp947 miliar lebih. Angka kepuasan masyarakat Parepare juga meningkat. Saat ini di angka 94,25 persen dibanding pada 2014 hanya di angka 75,32 persen.

Pertumbuhan ini disebabkan beberapa lapangan usaha yang tumbuh lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Di antaranya yang paling tinggi adalah administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 14,44 persen.

Pertumbuhan tersebut dikarenakan
perkiraan penyusutan realisasi anggaran pemerintah pusat sampai daerah naik sebesar 31,88 persen. Yang kedua tumbuh lebih cepat adalah lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 8,98 persen. Kemudian industri pengolahan sebesar 8,23 persen, lalu jasa lainnya 7,94 persen. Dan yang terakhir konstruksi sebesar 7,54 persen.

Lima tahun terakhir ekonomi Parepare tumbuh di atas 5 persen. Pada 2018 pertumbuhan yang paling lemah dibandingkan tahun sebelum dan sesudahnya yaitu 5,58 persen. Hal ini dikarenakan kategori lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang paling mempengaruhi pertumbuhan tahun tersebut. Sedangkan pertumbuhan paling tinggi di tahun 2017 yaitu 6,97 persen.

Wali Kota Parepare, Taufan Pawe mengatakan, Pemerintah Kota Parepare saat ini melakukan skala prioritas untuk pengembangan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Taufan Pawe bahkan meminta kepada seluruh aparaturnya untuk melakukan percepatan pekerjaan fisik demi menunjang ekonomi para buruh dan pelaku usaha yang berkaitan.

“Kita tahu dengan pekerjaan fisik bisa lebih cepat dilakukan, akan menunjang ekonomi bagi para buruh bangunan dan juga pelaku ekonomi yang berkaitan dengan pembangunan fisik ini. Namun kami tetap menekankan kepada para rekanan untuk mengedepankan protokol kesehatan dalam pelaksanaan pekerjaan,” ingat Taufan.

Taufan mengaku, berbagai sektor penunjang tengah digodok dan bahkan pada tahun kedua periode kedua ini, ada beberapa yang telah dicapai. Sehingga memberikan gambaran semakin dekatnya mewujudkan Kota Industri Tanpa Cerobong Asap, sesuai visi misi pemerintahannya bersama Pangerang Rahim.

Taufan kembali menegaskan, napas pembangunan Parepare adalah inspirasi dari BJ Habibie. Berbagai bangunan ikonik monumental menginspirasikan Habibie semakin memperkuat Parepare menjadi Kota Cinta BJ Habibie.

“Yang pertama kami hadirkan yakni Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun, kemudian Balai Ainun Habibie, Auditorium BJ Habibie, RS Regional dr Hasri Ainun Habibie, Institut Teknologi BJ Habibie, dan yang akan kita wujudkan segera Museum BJ Habibie. Bahkan kita juga berpikir untuk menghadirkan Masjid Terapung BJ Habibie. Selain itu pada pintu masuk Kota Parepare juga kita tuliskan selamat datang di Kota Kelahiran BJ Habibie Presiden ke-3 Republik Indonesia,” ungkap Taufan yang digelari “Taufan Dahsyat” BJ Habibie. (Bpd/**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *